Puisi Kehilangan Dirinya
Puisi Kehilangan Dirinya - Kehilangan adalah sebuah kata yang menggambarkan suatu keadaan berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada. baik kehilangan sebagian atau secara keseluruhan. Dimana situasi ini akan menyakitkan bagi siapa saja berpisah atau kehilangan sesuatu yang begitu di sukai, di senangi atau di cintainya.
Nah, Puisi kehilangan dirinya dibawah ini merupakan sebuah peristiwa pelik yang di alami oleh seorang bujang yang kehilangan kekasihnya karena kesalahannya sendiri, Akibat dari keegoisan jiwa seorang lelaki yang tinggi dan kepercayaan harga diri yang melangit hingga tanpa disadari telah menyakiti pasangannya sendiri. Sekarang ia kembali teringat kenangan, mencari sosok yang kemarin di ruang-ruang kenangan itu, namun sayangnya sifat kerasnya telah mendorong sosok itu untuk pergi mencari ketentraman baru.
Puisi Kehilangan Dirinya
Akulah sang pujangga yang di terapi kenangan,
segunung kenangan telah menahanku namun
mendorongmu pergi
Sekiranya ku tahu penghujung ini, ijinkan aku
memotretmu dari hatiku, ijinkan aku menggambarkan
dirimu di imajinasiku
Berlembar gambar telah di tangkap, namun tak
bisa di cetak sebanyak bunga bank kenangan
yang kita hasilkan
Atas kebangsatan takdir yang memisahkan, aku
mengutuk diriku yang mendiamkan mu dalam
setahun kemarin
Sedemikian luka yang tersematkan pada hatimu
itu, aku menyesali penuh kelakar dibaris
hari-hariku
Jangan ampuni aku seakan semua sudah terlalu
jelas punah, karena itu pasti melenyapkan sebuah
asa dan harapan
Maka biarkan waktu menghukumku, walaupun
nanti aku menjadi pecandu dengan menunggu
kembali lajang mu
Bumi 11 Oktober 2021
Demikianlah sebuah penyesalan namun menjadi pelajaran dan semangat baru untuk lebih baik kedepannya nanti. Meskipun kemungkinannya begitu kecil dan rapuh, sebab yang dituju telah memilik tambatan hati yang baru. Namun yakinlah cara kerja takdir terkadang begitu liar dan susah di prediksi oleh manusia.
bisa di cetak sebanyak bunga bank kenangan
yang kita hasilkan
Atas kebangsatan takdir yang memisahkan, aku
mengutuk diriku yang mendiamkan mu dalam
setahun kemarin
Sedemikian luka yang tersematkan pada hatimu
itu, aku menyesali penuh kelakar dibaris
hari-hariku
Jangan ampuni aku seakan semua sudah terlalu
jelas punah, karena itu pasti melenyapkan sebuah
asa dan harapan
Maka biarkan waktu menghukumku, walaupun
nanti aku menjadi pecandu dengan menunggu
kembali lajang mu
Bumi 11 Oktober 2021
Demikianlah sebuah penyesalan namun menjadi pelajaran dan semangat baru untuk lebih baik kedepannya nanti. Meskipun kemungkinannya begitu kecil dan rapuh, sebab yang dituju telah memilik tambatan hati yang baru. Namun yakinlah cara kerja takdir terkadang begitu liar dan susah di prediksi oleh manusia.
0 Response to "Puisi Kehilangan Dirinya"
Post a Comment