Puisi Tangisan Tak Bernada
Puisi Tangisan Tak Bernada - Adalah sebuah kenyataan hidup masyarakat miskin yang mencoba melihat dari cahaya pagi yang menjadi tandabahwa lembaran hidup baru telah dimulai, namun pada kenyataanya masih sama dimana kesejahteraan masyarakat masih menjadi sebuah mitos dalam hidup.
Kemiskinan dan kesejahteraan memang dua soalan yang selalu menyelimuti kehidupan, tapi semua perihal mengenai kemiskinan dapat diatasi bilamana pemegang kekuasaan dan pembuat kebijakan berjalan pada jalan keberpihakan masyarakat. sayangnya tidak demikian karena kemiskinan masih ada dan terkesan dibiarkan karena tingkahlaku sebagian besar pemangku kekuasaan yang masih banyak mementingkan kepentingan pribadi dan kelompok.
Puisi Tangisan Tak Bernada
Menunggu mentari terbit tuk
datangkan penerangan, untuk
sebuah harap yang masih di angan
Dengan wajah yang bermakna
pasrah, mata hati bertanya
manakah semua terkait sejahtera
Panaspun mulai menyengat
sekitaran, sesakit hidup kami
yang ditikam kesengsaraan
Semak-semak belukar kemiskinan
makin kering, akibat kemarau janji
yang semakin sering
Kegelapan malam sekarang kian
meramba, diikuti remang-remang
kesedihan penuh rasa iba
Sementara terlihat kerlap kerlip
cahaya di gedung negara, disitulah
harap kami terpenjara
Tangisan tak bernada masih
terdengar dibalik tembok kerajaan,
yang hanya memupuk kekayaan
Wahai tuan pemangku kebijakan
publik, hematlah energimu untuk
debat tentang kekuasaan politik
Liriklah kami dengan mata duitanmu,
kembalilah pada wajibmu sehingga
kami lihat kepedulianmu
Wahai pemegang kuasa dari
kami, dengarlah rintihan rerumputan
negara belum tersirami ini
Bumi 06 Januari 2022
Demikianlah kenyataan kami dalam sebuah bait puisi yang berusaha menyentil pihak-pihak tertentu untuk lebih menoleh kepada posisi kami yang terkurung dalam sebuah situasi jauh dari kesejahteraan yang disebut kemiskinan.
0 Response to "Puisi Tangisan Tak Bernada "
Post a Comment