Puisi - Tembusan Lara
Puisi - Tembusan Lara - Pada dasarnya masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan memendam perasaan rindu yang bersemayam di dalam hatinya, padahal rindu bukanlah kesalahan dan bukan keburukan karena rindu esensinya adalah cinta dan cinta konklusinya bersama serta bersama tentunya diikuti dengan pertemuan.
Maka dari itu, puisi ini menceritakan tentang sebuah ungkapan kemurnian dan ketulusan hati dalam menghadapi problematika kerinduan di hati seseorang yang sementara terjedah untuk bisa mendapatkan kesempatan bertemu.
Puisi - Tembusan Lara
(by Clara Paramitha)
malam tanpa bintang-bintang,
menjadikan segalanya kutatap
tak bertepi
Malam ini, ku ingin lihat apakah
bulan dapat dilukis dengan cinta,
suatu rasa penantian yang
mendekap erat hati
Bersama dirinya, keluh berupaya
tuk menggenapi temu, dibalik
debu-debu jalanan yang
menghinggapi mata
Aku masih tersesat dalam tunggu,
diantara banyak yang merindu
seseorang, dan aku merindukan
semua hal darinya
Karena sekian hari menghiasi hati
dengan tanda cintamu, bahkan
yang mahakuasa tidak bisa
menghapusnya
Tuanku, perkenankan tembusan
laraku ini, selami dan rasakan
keinginannya, tentu semuanya
bermuara pada rasa rindu..
Bumi, Musim Kemarau
Demikianlah sebuah puisi cinta romantis yang tak pernah berbohong kepada para pemenang sejati, karena tidak semua rasa cinta perlu untuk disampaikan kepada seorang yang sementara menguasai hatinya.
0 Response to "Puisi - Tembusan Lara"
Post a Comment