PUISI Sebuah Impian Butuh Pengorbanan
PUISI Sebuah Impian Butuh Pengorbanan - Seperti biasanya ini adalah puisi yang menginspirasi dan meng introspeksi setiap jiwa yang membacanya, sebagai seorang yang mengupload puisi ini, saya menikmati makna dalamnya, meskipun makna interpretasi saya sendiri, artinya bukan interpretasi seorang Kang Thohir sebagai penulis, karena tentu setiap penulis sastra terkadang lebih suka menyembunyikan makna karyanya dengan alasan pribadi yang tidak seharusnya kita ketahui apalagi memperdebatkanya.
PUISI Sebuah Impian Butuh Pengorbanan
Karya : Kang Thohir
Tahun ini sudah menyapa pagi
Di antara gerimisnya hujan
Membawaku ke alam damai
Tuk menenangkan diri dalam kesejukan
Meski kadang pahit menghampiri
Tertekan di penjara rumah sendiri
Mendamba ingin menjemput rezeki
Di atas permadani lautan mutiara hati
Atma ini semakin lunglai
Sunyi menatap ruang penuh misteri
Laksana hari tanpa mentari
Gelap mengitari
Apakah langkah telah kuakhiri?
Atau hanya awal dari perjalanan ini?
Aku ingin pergi
Sampai kutemukan jati diri
Kadang aku ingin lepas
Bagaikan burung terbang dari sangkarnya
Melaju kencang
Melayang bagai kapuk kapas
Menjemput impian yang aku dambakan
Rasanya itu hanya ilusi permainan Namun perasaanku berkata lain
Bahwa impian itu harus dijemput dengan pengorbanan
Brebes, 03 Januari 2023
Muhammad Thohir/Tahir (Mas Tair), nama pena Kang Thohir, lahir di Brebes, Jawa Tengah. Dari sebuah dusun atau desa di Kupu, kecamatan Wanasari. Dari seorang anak petani yang sehari-harinya bercocok tanam di sawahnya, menanam bunga, daun bawang, padi, kacang-kacangan, pare, cabai dan sayuran.
Saat ini ia bekerja di bidang kepenulisan atau literasi, khususnya sastra Indonesia. Ia senang menulis sejak masuk Pesantren kelas IV Sekolah Dasar. Dan masih aktif menulis, dan terlihat semakin bersemangat untuk menulis puisi dan cerpen, dll yang saya tulis. Selain menulis, Kang Thohir juga suka membaca buku, yang dapat menambah pengetahuan (pengetahuan) saya.
-Quotes
"Orang yang paling sombong adalah dia menolak membantu ketika orang lain meminta bantuannya. Dia hanya memikirkan dirinya sendiri, bukan mereka yang membutuhkannya." @Kang Thohir
Editor: Awi Sila
0 Response to "PUISI Sebuah Impian Butuh Pengorbanan"
Post a Comment