Menulis Puisi Tak Pernah Mati
Seorang penyair adalah sebutan untuk seorang pengarang syair, penulis puisi. Dan kata lain yang sesuai untuk kata penyair adalah Pujangga, penyair, penulis.
Seringkali tujuan atau hal yang mendorong seorang penyair menulis puisi adalah untuk mengungkapkan isi hatinya.
Dan juga dapat dikatakan tujuannya adalah untuk mengkomunikasikan sesuatu yang tidak dapat dikatakan secara langsung. Untuk kepuasan, kegembiraan dan ketenangan pikiran.
Dan mungkin ini juga yang diinginkan oleh bapak Pulo Lasman Simanjuntak seorang penyair yang syarat akan pengalaman, beliau berbesar hati untuk membagi dan mempercayai karyanya sekiranya dapat saya sampaikan (publish) dalam laman blog saya. dan itu cukup mengagetkan dan menakjubkan bagi saya.
Menulis Puisi Tak Pernah Mati
Karya: Pulo Lasman Simanjuntak
menulis puisi tak pernah mati
meskipun paru-paruku
yang sepi
ada di peti mati
diantara tepi kota dan batas desa
haruskah aku pergi ?
menerobos sampai kulit bumi
jadilah seabab lebih
kesesakan berulangkali
menulis puisi tak pernah mati
bergumul dan bergulat
menendang matahari
seakan memalukan hati
dewa ilah-ilah kecil
melambaikan amarah keji
dipukulnya batin sekeras
suara hujan pagihari
menyapu bersih
mimpi yang berbuah
ilalang dan gandum
tumbuh tanpa roh
terkapar mengerikan
sampai dinihari
sampai rambut memutih
aku kembali sendiri
Jakarta, Senin 20 Maret 2023
Binorasi Penulis:
Pulo Lasman Simanjuntak, seorang penyair dan sastrawan yang telah berkecimpung di dunia sastra sejak tahun 1980. Karya puisi pertamanya “IBUNDA” dimuat di Harian Umum KOMPAS pada Juli 1977, dan puisi-puisinya silih berganti dimuat di berbagai media cetak (surat kabar, koran dan majalah), media online dan majalah digital di Indonesia dan Malaysia.
Puisinya juga telah di terbitkan menjadi 7 bbuku antologi puisi baris tunggal, dan saat ini sedang mempersiapkan penerbitan antologi uisi baris tunggal ke-8 "MEDITASI BATU". Selain itu, puisi-puisinya telah terkumpul dalam 25 jilid puisi, termasuk antologi puisi-puisi dengan para penyair dari seluruh Indonesia.
Saat ini ia menjabat sebagai Ketua Komunitas Sastra Pamulang (KSP), Anggota Dapur Sastra Jakarta (DSJ) Bengkel Deklamasi Jakarta, Sastra Nusa Widhita, Pemuisi Nasional Malaysia, Sahabat Sastra Kita (Sabah, Malaysia), Komunitas dari Negeri Poci, Taman Inspirasi Sastra Indonesia ( TISI)) dan Kampung Seni Jakarta. Selain itu ia bekerja sebagai seorang wartawan.
0 Response to "Menulis Puisi Tak Pernah Mati"
Post a Comment