Pemikiran dan Wawasan Aristoteles
Siapakah Aristoteles?
Aristoteles dikenali sebagai seorang filsuf Yunani. Dan dikenal sebagai bapak logika. Logika tidak lain adalah pemikiran metodis dalam urutan yang tepat atau dalam hal sebab dan akibat. Dia sendiri menamai model mentalnya "analytica", tetapi kemudian menjadi lebih populer sebagai "logika".
Ia juga sering disebut sebagai bapak ilmu pengetahuan karena Aristoteles mahir dalam biologi, botani, kimia, fisika, metafisika, etika, sejarah, logika, metafisika, retorika, filsafat pikiran, filsafat ilmu, Puisi, teori politik, psikologi , geologi, dan zoologi. Inilah mengapa Aristoteles dianggap sebagai bapak ilmu pengetahuan.
Aristoteles berpegang teguh pada paham realisme. Aristoteles berpendapat bahwa materi tidak mungkin tanpa bentuk karena ia ada (keberadaan), dan gagasan Aristoteles sangat mempengaruhi pemikiran Barat dan pemikiran keagamaan umum lainnya. Sedangkan Socrates dan Plato menganut aliran paham idealisme.
Secara umum, filsafat Aristoteles dapat dianggap sebagai filsafat yang mencoba menjembatani kesenjangan antara apa yang ada dalam pikiran (universalitas wujud) dan apa yang ada dalam realitas (kekhususan wujud).
1. Pemikiran Logika Aristoteles
Pada zaman Aristoteles, logika disebut juga analytica (logika formal), yang khusus memeriksa berbagai argumen yang menyimpang dari proposisi yang benar; dialektika mengkhususkan diri memeriksa argumen yang menyimpang dari proposisi yang masih dipertanyakan.
Artinya, logika tidak lain adalah pemikiran metodis dalam urutan yang tepat atau berdasarkan kausalitas. Dia sendiri menamai model mentalnya "analytica", tetapi kemudian menjadi lebih populer sebagai "logika".
2. Pandangan Aristoteles tentang manusia
Aristoteles menggunakan istilah Zoo Politicon untuk menyebut manusia sebagai makhluk sosial, yang berarti bahwa manusia adalah makhluk sosial, makhluk yang selalu berhubungan dengan manusia lainnya.
Jadi, menurut Aristoteles, masyarakat manusia adalah upaya moral yang berakar pada kapasitas sosial manusia yang alami untuk mencapai kebaikan moral dan keunggulan intelektual dalam masyarakat politik.
3. Konsep kebenaran Aristoteles
Menurut Aristoteles, kebenaran adalah sesuatu yang dirasakan, atau kebenaran dapat dipahami melalui logika.
4. Aristoteles tentang Sains
Aristoteles sangat menekankan pada empirisme untuk menekankan pengetahuan. Sains, katanya, didasarkan pada pengamatan dan pandangan jauh ke depan. Menurut Aristoteles, keindahan berkaitan dengan keseimbangan dimensi dan ukuran material.
Untuk mencapai keunggulan intelektual, Aristoteles percaya bahwa segala sesuatu harus didasarkan pada realitas, terutama realitas di mana tindakan konsisten dengan prinsip pengembangan diri. Ia melihat bahwa keutamaan tingkah laku manusia bersumber dari akal. Kecerdasan yang unggul akan diperoleh melalui pendidikan.
5. Etika Aristoteles
Etika Aristoteles adalah etika kebaikan, artinya ia menggarisbawahi bahwa setiap kegiatan mempunyai tujuan kebaikan. Apapun aktivitasnya, tentu saja mengejar kebaikan. Jadi kebaikan adalah tujuan yang harus dikejar.
6. Konsep Kebahagiaan Aristoteles
Menurut Aristoteles, kebahagiaan adalah sesuatu yang dapat dirasionalkan melalui kontemplasi. Menurut Aristoteles, kebahagiaan juga dapat dicapai melalui perilaku yang konsisten dengan norma sosial standar moral.
7. Pemikiran ekonomi Aristoteles
Sedangkan pemikiran ekonomi Aristoteles adalah tentang konsep pertukaran barang dan jasa. Perekonomian bekerja karena pertukaran barang dan jasa dalam tiga kegiatan ekonomi utama konsumsi, produksi dan distribusi.
Pengertian manusia sebagai homo economicus adalah bahwa manusia selalu mempunyai keinginan untuk memuaskan kebutuhannya sendiri yang rasional dan tidak pernah terpuaskan.
8. Pandangan Aristoteles tentang Tuhan
Aristoteles pandangannya mengasumsikan bahwa Tuhan adalah eksistensi dari penggerak segala sesuatu yang ada dalam hal-hal yang ada. Menurut Aristoteles, Tuhan ada ketika kita berpikir karena Tuhan adalah tindakan murni.
9. Pandangan Aristoteles tentang Hukum
Aristoteles menjelaskan bahwa selain hukum khusus yang dibuat manusia, ada hukum universal yang sesuai dengan alam. Mengenai konsep hukum Aristoteles, Dr. Kamarusdiana, M.H, menjelaskan dalam bukunya Philosophy of Law, bahwa Aristoteles memandang hukum alam sebagai hukum yang berlaku pada dirinya sendiri.
Aristoteles menjelaskan bahwa tujuan hukum adalah untuk mencapai keadilan. Itu berarti itu akan memberi semua orang sesuatu yang nyata. Pandangan Aristoteles sekarang dikenal sebagai teori etika.
10. Pandangan Aristoteles tentang Negara
Dalam bukunya yang berjalan La Politica, Aristoteles menyatakan bahwa “negara adalah kumpulan masyarakat yang dibentuk dengan tujuan kebaikan, di mana manusia selalu diarahkan menuju kebaikan tertinggi".
Menurut Aristoteles, tujuan negara adalah menyempurnakan warganya atas dasar keadilan. Keadilan yang mengatur harus diwujudkan dalam negara, dan peran hukum adalah untuk memberikan setiap orang apa yang menjadi haknya.
Dengan kata lain, menurut Aristoteles, hakikat negara adalah untuk kepentingan warga negara/rakyatnya agar dapat hidup lebih baik dan lebih bahagia. Negara adalah unit yang dirancang untuk mencapai kebaikan tertinggi, kesempurnaan manusia yang menjadi anggota negara.
Menurut Aristoteles, negara yang baik adalah bentuk pemerintahan nasional yang terbaik, karena hukum terbaik adalah politeia, dan bentuk politeia yang baik berada di antara oligarki dan demokrasi, jadi menurut Aristoteles janganlah oligarki atau para orang konglongmerat yang menjadi pemegang kekuasaan.
Indonesia 2023.
0 Response to "Pemikiran dan Wawasan Aristoteles"
Post a Comment