6 Pemikiran Filsafat Immanuel Kant
Immanuel Kant (1724-1804 M) adalah seorang filsuf Jerman dan filsuf antropologi, peneliti, dosen, dan penulis akhir abad ke-18.
Kant juga seorang ilmuwan, dan karyanya tentang epistemologi (teori pengetahuan), etika dan estetika relatif komprehensif dan sistematis. Ide-idenya memengaruhi semua filosofi selanjutnya.
1. Filsafat menurut Immanuel Kant
Menurut Immanuel Kant, filsafat adalah ilmu yang mendasari semua pengetahuan, termasuk epistemologi, etika, dan pertanyaan tentang ketuhanan.
2. Filsafat Kritis Immanuel Kant
Filsafat Kant disebut filsafat kritis (kritik), diposisikan sebagai penentang dogmatisme (dogmatisme). Filsafat kritis ini dimaknai sebagai filsafat yang memulai penyelidikannya dengan terlebih dahulu mengidentifikasi kemampuan dan keterbatasan akal.
Secara sederhana, Kritik berpendapat bahwa ada dua sumber pengetahuan, akal dan pengalaman. Pandangan Kant tentang sumber-sumber pengetahuan berada di antara rasionalisme dan empirisme.
Alasan mengapa filsafat Kant disebut filsafat kritis adalah karena dalam pemikirannya ia mengomentari empirisme dan rasionalisme sebagai dua pandangan filosofis yang berlawanan. Terutama sejak Renaisans dan Pencerahan.
3. Pendapat Immanuel Kant
tentang Manusia
Immanuel Kant, yang sangat dipengaruhi oleh Pencerahan, menempatkan manusia sebagai pusat penyelidikan filosofisnya. Dalam etika atau filsafat moral, manusia dipandang sebagai makhluk yang mandiri. Martabat manusia didasarkan pada konsep ini.
Kant menyatakan dalam bukunya bahwa manusia hanya memiliki satu hak kesulungan, yaitu kebebasan. Hak atas kebebasan ini hanya dapat dicapai jika diberikan secara setara kepada setiap orang. Kodrat kebebasan itu kodrati, karena dimiliki oleh manusia berdasarkan kodratnya.
4. Immanuel Kant tentang
Deontologi
Perlu kita ketahui sebelumnya bahwa etika deontologi adalah konsep yang menilai baik buruknya sesuatu perbuatan dari segi tugas atau kewajiban, sedangkan etika teleologis menilai berdasarkan maksud dan tujuan dari suatu perbuatan.
Sederhananya, etika deontologis berkaitan dengan martabat manusia. Hal ini terlihat jelas dalam pandangan Immanuel Kant yang menyatakan bahwa manusia tidak dapat dimanfaatkan. Manusia adalah tujuan itu sendiri. Ini berarti bahwa setiap orang memiliki kewajiban untuk menghormati harkat dan martabat manusia.
5. Hukum dalam kacamata
Immanuel Kant
Seperti yang terlihat dalam konteks moralitas Immanuel Kant. Kant menyatakan bahwa hukum moral didorong oleh keinginan untuk mewujudkan kepentingan tertentu, yang akan mengingkari imperatif kategoris. Oleh karena itu, ia percaya bahwa hukum moral hanya dapat muncul dari kehendak rasional. Prinsip ini menuntut orang untuk mengakui hak orang lain untuk bertindak secara mandiri.
6. Pendapat Immanuel Kant
terkait esensi Tuhan
Dalam filsafat teoretis Kant, kedudukan Tuhan tidak lagi transenden, melainkan transendental. Transformasi status Tuhan menjadi apriori memiliki efek ganda. Di satu sisi, Kant memberikan dasar rasional untuk konsep Tuhan. Di sisi lain, Kant menghindari penegasan keberadaan Tuhan.
Menurut Kant, konsep Tuhan adalah ide normatif. Gagasan normatif tidak memiliki referensi di luar pemikiran manusia. Kant hanya menekankan imperatif logis dari konsep Tuhan untuk kesatuan pengetahuan. Namun, urgensi logis tidak cukup sebagai argumen tentang keberadaan Tuhan.
Dari situ Kant akhirnya sampai pada kesimpulan agnostisisme. Dalam pandangannya, hal-hal tentang Tuhan tidak dapat dibuktikan benar atau salah. Objek Tuhan berada di luar jangkauan akal manusia, sehingga kita tidak akan pernah memiliki pengetahuan tentang Tuhan, yang disebut agnostisisme.
Tetapi, Kant tidak berhenti pada titik itu, beberapa kali ia menghabiskan waktu untuk mengakses kembali kesimpulannya, hingga tiba pada suatu konklusi dengan pernyataan bahwa meskipun kita tidak dapat memiliki pengetahuan tentang Tuhan, tetapi Tuhan bisa diandalkan melalui hipotesis moral (postulat).
Demikianlah pendapat dan pemikiran seorang Immanuel Kant yang dapat disajikan dalam tulisan ini. Terimakasih
0 Response to "6 Pemikiran Filsafat Immanuel Kant"
Post a Comment