Pendapat dan Pemikiran Rene Descartes

Tokoh dunia asal Prancis ini memang disebut sebagai bapak filsafat modern karena ide-idenya menginspirasi banyak filsuf generasi selanjutnya. Descartes secara luas dianggap sebagai salah satu pemikir paling berpengaruh dalam sejarah Eropa modern. Paling tidak karena dia melawan filosofi skolastik tradisional yang lumrah pada saat itu. 

Pendapat Rene Descartes 

tentang Filsafat

Rene Descartes mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu (pengetahuan) tentang bagaimana sebenarnya alam itu ada. 

Secara khusus Filsafat ditafsirkan oleh Descartes terlihat lebih religius, karena filsafat adalah kumpulan dari semua pengetahuan tentang Tuhan. Maka manusia dan alamlah yang menjadi objek penyelidikan untuk mencari jawaban dan ilmu baru.

Pemikiran Descartes tentang 

Rasionalisme 

Rasionalisme, sebagaimana dikemukakan oleh Rena Descartes, merupakan paham yang muncul di masa kungkungan gereja Kristen yang dikenal dengan periode Skolastik. Paham rasionalisme ini menekankan pada penggunaan akal (rasio) untuk memperoleh pengetahuan.

Dengan kata lain, Rasionalisme Descartes percaya bahwa cara untuk memperoleh pengetahuan adalah dengan mengandalkan logika dan nalar.

Manusia dalam pendapat 

René Descartes

Descartes percaya bahwa kodrat manusia terdiri dari dua substansi, tubuh dan jiwa. Karena manusia diciptakan dari dua substansi yang berbeda (jasmani dan jiwa) dan tidak ada hubungan antara keduanya.

Merujuk pada definisi di atas, menurutnya, tubuh tersusun atas partikel-partikel yang bergerak dan mengembang. Jiwa adalah materi abadi, sedangkan tubuh sebaliknya. Jadi makin lama badan bisa menyusut dan cuaca. Tubuh adalah sesuatu dari dunia material.

Artinya, tubuh tanpa jiwa hanya dapat bergerak secara mekanis tanpa kesadaran, sedangkan jiwa tanpa tubuh hanya memiliki gagasan bawaan tanpa pengalaman indrawi. Fungsi tubuh adalah menambah kekayaan isi kesadaran jiwa, dan fungsi jiwa adalah meningkatkan rasionalitas.

Karena itu, menurut Descartes, hanya jiwa yang dapat memproses kebenaran secara keseluruhan. Descartes berkata kita tidak bisa mempercayai indera kita karena mereka hanya memberi kita hal-hal yang tidak kita mengerti. Namun jika kita mempertimbangkan rangsangan dari indera kita secara pasti, jelas dan disengaja, maka kita dapat mempercayai indra kita sehingga tidak ada alasan untuk meragukannya.

Konsep Kebenaran Rene 

Descartes

Descartes percaya bahwa kebenaran tertinggi berada di dalam pikiran manusia. Ketika rasionalitas menjadi kebenaran tertinggi, berarti keberadaan manusia terletak pada pemaksimalan rasionalitas. Untuk alasan yang baik, rasio ini adalah sumber pengetahuan.

Dengan ungkapan “Saya berpikir maka saya ada” atau Cogito ergo sum. Descartes mengembangkan teori skeptis metodis atau penggunaan keraguan untuk sampai pada kebenaran yang sebenarnya.

Metode keraguan dimulai dengan meragukan segalanya. 

Baginya, berpikir berarti meragukan segalanya. Di antara prinsip-prinsip kognisi manusia, Descartes menekankan: Pertama, untuk mencari kebenaran, keraguan sangat diperlukan dalam perjalanan hidup kita. Sejauh mungkin, dari segala hal.

Pendapat Descartes terkait

Matematika

Menurut Descartes, matematika dan angka memberi kita lebih banyak kepastian daripada bukti dari indera kita (Gaarder, 2008). Metode-metode yang digunakan dalam geometri analitik kemudian digunakan oleh Descartes dalam ilmu-ilmu lain karena menurut Descartes metode tersebut dapat diterapkan pada ilmu-ilmu lain selain geometri (Abidin, 2014).

Pendapat Descartes tentang 

eksentrisi Tuhan

Descartes mendasarkan keberadaan Tuhan pada prinsip bahwa sebab harus lebih besar, lebih sempurna, dan lebih baik daripada akibat. Dalam benak Descartes, dia percaya bahwa Tuhan adalah makhluk yang sempurna tanpa batas.

Demikianlah pemikiran dan pendapat Rene Descartes dalam beberapa tema ilmu pengetahuan yang umumnya terdapat berbagai pendapat, terutama oleh para kumpulan filsuf. 

Share this post