Filsafat Estetika dalam Pandangan Socrates dan Aristoteles
Apa itu Estetika ?
Kata estetika berasal dari kata Yunani “estetika”, yang berarti hal-hal yang dapat dirasakan dengan panca indera. dan Aistesis berarti penyerapan panca indera.
Jadi secara khusus, estetika, dalam pengertian etimologis, adalah teori ilmu penginderaan serta penyerapan melalui panca indera. Dimana sebagai titik awal untuk diskusi tentang estetika yang didasarkan pada sebuah hipotesis bahwa rasa keindahan awalnya muncul melalui rangsangan panca indera.
Istilah estetika sendiri pertama kali diperkenalkan sebagai seni dan ilmu keindahan oleh Alexander Gottlieb Baumgarten, seorang filsuf Jerman yang hidup dari tahun 1714 hingga 1762. Dengan kata lain pembahasan estetika sebagai ilmu baru dimulai pada abad ke-17. Namun pada dasarnya konsep keindahan dan seni sudah ada sejak zaman Yunani kuno yang dikenal dengan kata “Beauty of philosophy” yang diterjemahkan menjadi kata “filsafat keindahan”.
Nah berikut uraian tentang bagaimana dia filsuf kenamaan era Yunani kuno menjabarkan pemahaman dan pendapatnya yang berkaitan dengan dunia estetika, kedua filsuf kenamaan itu ialah Socrates dan Aristoteles.
1. Filsuf Socrates: 468-399SM
Socrates lahir dan menghabiskan sebagian besar hidupnya di Athena, dia adalah pendiri filsafat Barat dan filsuf Yunani yang paling patut dicontoh dan paling aneh bagi orang-orang pada masanya sebab pemikirannya terkadang melampaui jamannya sendiri.
Gaya mengajarnya diabadikan karena metode Socrates, tidak melibatkan pembagian pengetahuan (mengajari), akan tetapi mengajukan pertanyaan setelah klarifikasi sampai siswanya mencapai pemahaman mereka sendiri.
Selain itu, seorang Socrates diakui sebagai pelopor utama yang meletakkan dasar Estetika, sebelum ia besar Socrates telah hidup dalam keluarga penghasil keindahan, dimana dia adalah putra seorang pematung berama Sophromiscos dan ibunya bernama Phainarete adalah seorang bidan. Kedua keahlian yang kemudian hari dipahami juga sebagai seni dan keindahan.
Apa Pendapat Socrates tentang
Estetika ?
Socrates menyebut metodenya "maeutika teknic", (The Art of Midwifery)" dirancang untuk membantu mengeluarkan pengertian-pengertian atau kebenaran. Sebuah metode yang terinspirasi dari pekerjaan ibunya yang merupakan seorang Bidan.
Cara berpikir Socrates dalam mencari hakikat keindahan adalah melalui dialog atau Socrates mencoba menemukan pemahaman universal melalui dialog. Dalam dialognya, Socrates membuka persoalan dengan mempertanyakan apa yang indah dan apa yang buruk. Apakah yang disebut hal-hal indah itu benar-benar indah? Jadi apa itu kecantikan? Di sini, Socrates mencoba menjelaskan makna keindahan dari jawaban mitra dialog.
Sampai pada poin terakhir, Socrates percaya bahwa kecantikan sejati terletak pada jiwa (roch). tubuh hanyalah sampul pembungkus keindahan. Keindahan bukanlah ciri khas sebuah objek, tetapi apa yang ada di balik objek itu yang bersifat kejiwaan.
2. Filsuf Aristoteles: 384-322 SM
Aristoteles adalah seorang, filsuf Yunani, dan guru Alexander Agung. Ia lahir di Stagira, sebuah kota di wilayah Chalkidis di Yunani (sebelumnya termasuk wilayah Makedonia tengah) pada tahun 384 SM.
Kecemerlangan Aristoteles, yang membuatnya diakui sebagai filsuf dan ilmuwan terhebat di masa lalu, hampir tak terbantahkan. Dia memelopori studi logika, memperkaya pengetahuan dunia melalui pemikirannya terhadap berbagai cabang filsafat, dan memberikan kontribusi yang tak terlukiskan bagi sains itu sendiri.
Apa konsep Estetika Aristoteles
Keindahan dianggap sebagai kekuatan yang mempunyai banyak elemen yang membuat sesuatu hal jadi indah. Aristoteles dalam bukunya yang berjudul Poetics. Aristoteles berpendapat bahwa " untuk menjadi indah, suatu mahkluk hidup dan apapun yang termasuk dalam bagian-bagian keindahan semestinya menyajikan ketertiban-kebaikan tertentu melalui pengaturannya dalam bagiannya. Tidak lain ini merupakan sebuah keindahan yang pasti.
Sederhananya, Aristoteles percaya bahwa keindahan adalah sesuatu yang baik dan menyenangkan. Ia juga percaya bahwa tidak ada keindahan yang mutlak. Keindahan yang ada sebenarnya berdasarkan persepsi setiap orang.
Selebihnya, menurut Aristoteles, unsur-unsur keindahan alam maupun dalam keindahan pekerjaan manusia terdapat keteraturan dan terdapat besaran atau dimensi tertentu (The
Liang Jie, 1996: 41).
Apa itu Seni menurut Aristoteles?
Menurut Aristoteles, seni adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu dengan akal. Seni adalah tiruan alam, tetapi imitasi yang mengarahkan pada kebaikan. Meskipun seni adalah tiruan dari alam, itu adalah hasil kreasi atau ciptaan manusia (pikiran).
Terlebih menurut Aristoteles, Seni juga harus mampu menciptakan bentuk keindahan yang sempurna guna mengantarkan manusia pada keindahan keindahan yang mutlak.
Demikian penjelasan pemikiran dan pendapat filsuf Socrates dan Aristoteles mengenai filsafat estetika atau yang juga dikenal dengan sebutan filsafat keindahan. Terima kasih
0 Response to "Filsafat Estetika dalam Pandangan Socrates dan Aristoteles "
Post a Comment