3 Tokoh Gerakan Filsafat Pragmatisme beserta Penjelasannya
Pragmatisme secara Pengertian
dan Etimologinya
Pragmatisme merupakan aliran filsafat yang mengajarkan bahwa kebenaran segala sesuatu didasarkan pada manfaat yang diberikannya. Hal ini dinilai dari kegunaannya terhadap perilaku manusia sepanjang hidup.
Kata pragmatisme berasal dari kata Yunani “pragma” yang berarti perilaku atau tindakan. “Isme” di sini mempunyai pengertian yang sama dengan isme-isme lainnya, yaitu mengacu pada suatu sekte atau doktrin atau paham. Jadi, pragmatisme artinya: doktrin yang menekankan bahwa pikiran mengikuti tindakan.
Pragmatisme lahir sebagai gerakan filsafat di Amerika Serikat pada akhir abad ke-19. Oleh karena itu, sering dikatakan bahwa pragmatisme merupakan sumbangsih paling orisinal pemikiran Amerika terhadap perkembangan filsafat dunia. Pragmatisme lahir untuk menjembatani dua kecenderungan berbeda yang ada saat itu. Hingga akhirnya pragmatisme telah mengatur hampir segala aspek-aspek kehidupan di dunia terutama di Amerika.
Nah, namun pada kemegahan nya tidak banyak orang yang mengetahui para tokoh pragmatisme, terutama pemikirannya yang mempengaruhi dan mempopulerkan aliran filsafat pragmatisme. berikut adalah tokoh-tokoh yang mengembangkan gerakan pragmatisme:
1. Charles Sanders Pierce (1839-1914 M)
Charles Sanders Peirce adalah seorang filsuf, ahli logika, semiotika, dan ahli matematika. Lahir di Cambridge pada 10 November 1839, meninggal pada 19 April 1914.
Dalam perjalanan hidupnya, ia di akui sebagai tokoh awal dan bapak filsafat pragmatisme dan salah satu pelopor logika matematika pada abad ke-19, sehingga ia masih sangat dihormati hingga saat ini.
Peirce juga dikenal sebagai seorang pemikir dan polimatik yang berpengaruh. Sebagai salah satu pemikir terbesar Amerika. Ide-idenya mempunyai pengaruh yang besar terhadap teman lamanya William James dan muridnya John Dewey.
Menurut Peirce dalam kajian tentang Pragmatismenya, Pragmatisme adalah prinsip studi dan interpretasi makna, yang pertama kali dikemukakan oleh CS Peirce pada tahun 1870-an. Dimana Inti dari pragmatisme Peirce adalah agar pernyataan apa pun bermakna, pernyataan tersebut harus memiliki relevansi praktis.
Salah satu penghormatan kepadanya datang dari filsuf Paul Weis, yang menyebut Peirce sebagai "filsuf Amerika paling orisinal dan penuh warna serta ahli logika Amerika terhebat" (1934). Dimana Filsafat pragmatisme atau filsafat tindakannya terlihat dari gagasannya yang mengatakan bahwa “sesuatu hipotesa di anggap benar apabila membawa manfaat”.
2. William James (1842-1910 M)
William James adalah seorang filsuf dan psikolog yang terkenal karena mempopulerkan aliran pemikiran pragmatis. James lahir di New York City, AS pada tanggal 11 Januari 1842 dan meninggal pada tanggal 26 Agustus 1910.
Pemikirannya terkait pragmatisme dapat dilihat dalam bukunya “Pragmatisme” (1907) yang secara sistematis menguraikan bagaimana memandang sesuatu, kebenaran, filsafat, pengetahuan, realitas dan fenomena keagamaan secara luas.Hal ini menambah warna pada tulisannya sejak tahun 1890 dan seterusnya. .
Salah satu gagasan dalam buku ini adalah kebenaran. Menurut William James, “Tidak ada kebenaran mutlak yang diterima secara universal, permanen, dan independen, karena kebenaran selalu berubah dan direvisi berdasarkan pengalaman murni.”
Dalam buku lainnya yang berjudul, The Meaning of The Truth (1909) ia mengatakan bahwa, Pada awal perkembangannya, pragmatisme lebih pada upaya memadukan ilmu pengetahuan dan filsafat untuk menjadikan filsafat bersifat ilmiah dan bermanfaat bagi kehidupan praktis manusia.
Terkait dengan upaya tersebut, pragmatisme akhirnya berkembang sebagai solusi dari berbagai perdebatan filosofis metafisika yang tiada henti-hentinya, yang mempengaruhi hampir seluruh perkembangan dan jalannya filsafat sejak zaman Yunani kuno.
3. John Dewey (1859-1952 M)
John Dewey lahir di Burlington pada tahun 1859 dan meninggal pada tahun 1952. Ia merupakan seorang filsuf asal Amerika Serikat yang juga menganut aliran pragmatis. Setelah menyelesaikan studinya di Baltimore, John Dewey menjabat sebagai guru dan dosen filsafat dan pendidikan di berbagai universitas.
Pemikiran pragmatis dan praktis John Dewey lebih berlatar belakang bidang pendidikan, dimana teori dan metode pendidikannya yang di kenal sebagai “learning by doing”. Menurut teori tersebut John Dewey berkata:
“Untuk mempelajari sesuatu, orang tidak perlu terlalu banyak mempelajari hal itu, tetapi cukup melakukan apa yang ingin dipelajarinya dengan segera, dan dengan sendirinya seseorang akan menguasai tindakan atau gerakan yang benar.”
John Dewey kemudian memberikan contoh kongkritnya dengan mengatakan bahwa, Tidak perlu mengajarkan berbagai teori kepada seseorang, cukup menyuruhnya untuk langsung masuk ke kolam renang dan mulai berenang, dengan sendiri dia dapat dengan cepat menguasai kemampuan berenang tersebut.
Kesimpulan dalam Perkembangan Pragmatisme
Pertama, secara teoritis, gerakan pragmatis dimulai dari upaya formulasi Charles Sanders Peirce dan kemudian berkembang menjadi pragmatisme oleh William James.
Pragmatisme sebenarnya adalah aliran pemikiran yang mengajarkan bahwa kebenaran adalah sesuatu yang membuktikan dirinya benar melalui hasil-hasil praktis dan bermanfaat.
Kedua secara logika, pragmatisme adalah logika observasi. Sekolah ini bersedia menerima apapun asalkan mempunyai konsekuensi nyata. Pengalaman pribadi diterima selama bermanfaat. Artinya rasionalitas dalam pragmatisme telah direduksi menjadi apa yang berguna, apa yang bermanfaat, dan apa yang fungsional.
Dan ketiga dari sudut pandang metodologis, pragmatisme akhirnya berhasil diintegrasikan ke dalam kehidupan sehari-hari Amerika Serikat melalui upaya John Dewey. Dewey memusatkan perhatiannya pada isu-isu yang melibatkan etika, pemikiran sosial, dan pendidikan.
Terakhir, meski ketiga tokoh ini semuanya berasal dari aliran pragmatis, namun fokus pembahasannya berbeda. Charles S. Pierce lebih dikenal sebagai filsuf ilmu pengetahuan, sedangkan William James dikenal sebagai filsuf agama, dan John Dewey tergolong filsuf sosial. Pragmatisme Dewey merupakan sintesis dari gagasan Charles S. Peirce dan William James.
By, Awin Buton
0 Response to "3 Tokoh Gerakan Filsafat Pragmatisme beserta Penjelasannya"
Post a Comment