Pemikiran-Pemikiran Sosiologi Modern Emile Durkheim
Binorasi Singkat Emile Durkheim
Emile Durkheim lahir di Epinal, Perancis pada tanggal 15 April 1858 dan meninggal pada tahun 1917. Durkheim adalah seorang filsuf dan Sosiolog Perancis yang dikenal sebagai bapak sosiologi modern. Tepatnya, ia adalah orang pertama yang mendirikan jurusan sosiologi di sebuah universitas Eropa pada tahun 1895, dan jurnal ilmu sosial pertamanya diberi judul L'Année Sociologique.
Tak hanya itu, Durkheim juga mengembangkan berbagai teori sosiologi, seperti tatanan sosial dan fakta sosial. Dalam penelitiannya, Durkheim menerapkan metode empiris yang dipadukan dengan teori sosiologi.
Dalam kisah hidupnya, Durkheim menemukan kecintaannya terhadap sains ketika ia melakukan perjalanan ke Jerman dan bertemu dengan seorang psikolog ilmiah bernama Wilhelm Wundt. Setelah berjalan beberapa tahun pasca kunjungannya ke Jerman, Durkheim berhasil menulis dan menerbitkan banyak buku tentang pengalamannya di Jerman dan karya-karya terbitan lainnya.
Tepat pada tahun 1887, ia kembali ke Prancis dan memperoleh posisi di Departemen Filsafat Universitas Bourdeaux, dan sekaligus menjadi tempat ia pertama kali mengajarkan ilmu-ilmu sosial di Prancis.
Kesuksesan Durkheim bukan hanya memperoleh posisi akademis, melainkan berhasil menerbitkan Tesis doktoralnya yang berjudul “The Division of Labour in Society” pada tahun 1893 dan karya metodologis utamanya yakny, “The Rules of Sociological Method” pada tahun 1895. dan menerbitkan buku berjudul “L’Annee Sociologique”. Hingga pada buku fenomenal lainnya yang berjudul “Bentuk-Bentuk Dasar Kehidupan Beragama” diterbitkan tahun tahun 1912.
Pemikiran Sosiologis Durkheim
Berkaitan dengan ilmu sosial, Durkheim mengalihkan perhatiannya pada kajian krisis moral, dimana pendapatnya terhadap krisis moral terletak pada berakhirnya kekacauan moral dalam masyarakat. Menurutnya perbaikan moral tidak dapat dicapai dengan cepat dan mudah, Durkheim kemudian merekomendasikan tindakan yang lebih konkrit, seperti tindakan tegas terhadap mereka yang mengorbankan perasaan benci terhadap orang lain, dan pemerintah harus berupaya menunjukkan kepada masyarakat bahwa menyebarkan perasaan materialistis adalah perilaku yang penuh kebencian. Perilaku yang menyesatkan.
Durkheim menghimbau masyarakat untuk berani mengemukakan gagasannya dengan lantang, bersatu dan memenangkan perjuangan melawan peristiwa-peristiwa publik.
Emile Durkheim dikenal sebagai salah satu pendiri sosiologi modern. Durkheim sebelumnya disebut sebagai seorang konservatif, namun ketertarikannya pada sosialisme juga menantang anggapan bahwa ia adalah seorang konservatif. Meskipun jenis pemikiran sosialis yang dikembangkan berbeda dengan pemikiran Marx dan para pengikutnya. Durkheim menyebut Marxisme sebagai serangkaian asumsi yang sudah ketinggalan zaman dan tidak bisa dibantah.
Menurut Durkheim, sosialisme mencerminkan gerakan yang bertujuan pembaruan moral masyarakat melalui etika ilmiah, dan Durkheim tertarik pada aspek politik atau ekonomi sosialisme jangka pendek.
Durkheim tidak pernah melihat proletariat sebagai penyelamat masyarakat, seperti pandangan sosialis para pengikut Marx, dan Durkheim sangat menentang agitasi atau kekerasan. Sebab menurutnya, sosialisme mencerminkan suatu sistem di mana prinsip-prinsip moral ditemukan dan ditentukan melalui penelitian sosiologi ilmiah.
Untuk mengembangkan ide-ide sosialisnya, Emile Durkheim mendirikan fakultas sosiologi pertama di sebuah universitas Eropa pada tahun 1895 dan mendirikan jurnal pertama yang dikhususkan untuk ilmu-ilmu sosial, yang disebut "L'Annee Sociologique" Pada tahun 1898.
Durkheim mempunyai dua pemikiran yang berkaitan dengan sosiologi, yang pertama adalah Teori Fakta Sosial, dan yang kedua adalah Gejala Bunuh Diri.
Teori Fakta Sosial
Teori fakta sosial merupakan salah satu kontribusi terpenting Emile Durkheim. Bagi Durkheim, fakta sosial terdiri dari hal-hal di luar individu, seperti status, peran, institusi, hukum, norma, kepercayaan, dan nilai-nilai yang ada di luar individu dan dapat membatasi individu.
Fakta sosial mengacu pada cara berpikir, berperilaku yang berada di luar manusia namun bersifat kompulsif, yang kesemuanya dapat dilihat misalnya pada peraturan, peraturan, atau aturan yang jelas-jelas berada di luar manusia tetapi memaksa manusia untuk mengikutinya.
Semisalnya juga dalam dunia pekerjaan, spesialisasi kerja sudah menjadi fakta sosial karena pada zaman modern ini, kepemilikan keterampilan, keahlian dan kemampuan kerja merupakan syarat pertama untuk memasuki dunia industri.
Oleh karena itu pada era sekarang ini diperlukan suatu tingkat kompetensi tertentu dan diperlukannya spesialisasi pekerjaan yang menjadi nilai jual dalam bersaing di dunia kerja. Hal ini disebut dengan fakta sosial, yang bersifat memaksa agar manusia selalu dapat berinteraksi dengan lingkungannya.
Sehingga dari itu, Konsep teori fakta sosial dirancang untuk membahas keadaan sosial yang menghambat perilaku individu. Melalui teori fakta sosial, Durkheim berusaha memisahkan sosiologi dari bidang keilmuan seperti filsafat dan psikologi.
Bagi Durkheim, teori fakta sosial adalah pandangan bahwa seseorang melakukan perilaku sosial melalui proses berpikir berdasarkan sikap-sikap wajib dalam kehidupan sosial. Lebih detailnya. Sosiologi harus menjadi ilmu yang mandiri melalui penelitian dan penelitian empiris, dengan fakta sosial sebagai isu utama.
Sosiologi tidak lagi membahas pokok-pokok permasalahan seperti yang dilakukan para pemikir sebelumnya. Namun, sosiologi juga merupakan ilmu yang didasarkan pada aktivitas empiris. Walaupun ilmu sosiologi tidak diperkenankan menjadi ilmu yang didasarkan pada aktivitas psikologis seperti filsafat lagi.
Le Suicide atau Gejala Bunuh Diri
Salah satu karya Durkheim yang fokus pada pendekatan empiris sosiologi adalah The Rule of Sociological Method (1985) dan Le Suicide (1987).
Pada saat yang sama, buku Durkheim "Suicide" merupakan hasil penggunaan metode empiris untuk mempelajari pengaruh agama dan gejala bunuh diri.
Menanggapi gejala bunuh diri, Emile Durkheim mempelajari fenomena bunuh diri. Diketahui bahwa bunuh diri dipengaruhi oleh fenomena sosial yang terkandung dalam fakta sosial. Fenomena sosial yang dibicarakan dapat berupa permasalahan ekonomi, agama, perceraian, disorganisasi sosial, dan regulasi sosial.
Di mana menemukan teori fakta sosial. Durkheim mempelajari statistik tentang bunuh diri diberbagai negara di Eropa. Nah, mengenai statistik bunuh diri tersebut, Durkheim menyatakan bahwa statistik tersebut adalah fakta sosial. Walaupun sebenarnya kemungkinan ada banyak manipulasi di dalamnya berpotensi besar.
Sebagai contoh dari kecenderungan bunuh diri pada masyarakat disebabkan oleh kekuatan tekanan individu, sosial dan budaya, seperti yang terjadi di Korea Selatan dan Japan. Dimana ada banyak kasus entertainer (selebritis) terkenal Korea Selatan dan Politisi Japan yang melakukan bunuh diri karena tekanan seperti intimidasi, stres jangka panjang yang disebabkan oleh tuntutan peran dan tekanan mental yang disebabkan oleh penggemar beratnya dan kebudayaannya.
Oleh karena itu, Durkheim percaya bahwa jika seseorang memiliki terlalu banyak atau lebih dari kemampuannya, atau jika masyarakat tidak terorganisir dan diatur terlalu sedikit, maka angka bunuh diri akan meningkat. Meskipun fakta sosial mengenai bunuh diri tidak mempunyai validitas yang mutlak.
Kesimpulan Pemikiran Durkheim
Basis fakta sosial Durkheim adalah kolektifitas individu, sama.seperti sosiologi menentukan hubungan antara kondisi sosial dan perilaku masyarakat. Realitas sosial merupakan fakta sosial nyata yang tidak dapat direduksi menjadi tingkat individu.
Sehingga untuk memudahkan memahami konsep sudut pandang sosial yang dikemukakan Durkheim, ia membandingkannya dengan sebuah bangunan. Bagaimana struktur fisik sebuah ruangan membatasi perilaku kita. Misalnya, hanya ada dua cara seseorang bisa memasuki sebuah rumah, yaitu melalui pintu atau jendela.
Demikian pula, fakta sosial membentuk lingkungan sosial dan secara langsung membatasi kita. Misalnya, keberadaan norma, nilai, ideologi, kepercayaan dan lain-lain yang secara efektif membatasi pilihan perilaku sosial kita.
Penulis: AB
0 Response to "Pemikiran-Pemikiran Sosiologi Modern Emile Durkheim"
New comments are not allowed.