4 Puisi Kritik Sosial dan Koruptor Karangan Awin Buton


Puisi kritis sosial merupakan salah satu bentuk ekspresi sastra yang mengkritik, memaparkan, dan mengomentari berbagai aspek kehidupan sosial dengan cara yang jenaka, menyindir, atau kritis tajam. 

Dalam konteks ini, puisi menjadi sarana penyair untuk mengungkapkan pandangan kritisnya terhadap berbagai persoalan sosial yang ada di masyarakat. 

Puisi kritis sosial seringkali menekankan ketidakadilan, kesenjangan, korupsi, penindasan, atau kesenjangan antara nilai-nilai ideal dan realitas sosial.


1. Para Cukong

Pada senja hari, cahaya matahari yang terbenam menyinari seluruh dusun, terlihat tanah dan hutan yang berlumuran senyum, kini kehilangan hijaunya, mati seperti hati para konglomerat, gundul seperti kepala para investor, rusak seperti jiwa para pemangku kuasa, ulah daripada tanda tangan atas nama pemerintah yang katanya datang karena pembangunan, kemajuan, kesejahteraan demi masyarakat, Omong kosong, cukong omong kosong. 

Indonesia, 02 Mei 2024

2. Pejabat Kampret

Hujan lebat
Bantuan terlambat
Bumi melaknat
Aliran air tersumbat
Mengenangi segala tempat
Akibat pejabat kampret
Katanya dia yang tepat
Pas naik kembali mampet
Dasar pejabat spotlight
Hanya mikirin isi dompet
Sekarang udah kepepet
Dan udah terlambat
Eeh dianya malah telat
Kamprett, kampret. 

Indonesia, 02 Mei 2024

3. Wajah Koruptor

Koruptor
Ada yang doktor
Ada yang magister
Ada orang tersohor
Ada yang dokter
Ada juga profesor
Ada pula rektor

Koruptor
Datang rapat molor
Saat rapat pelor
Hatinya kotor
Hidupnya glamor
Dasar koruptor
Kolektor kolor

Koruptor 
Banyak dari legislator
Yang merangkap jadi investor
Merangkap jadi kontraktor
Merangkap pula manipulator
Giliran berstatus terlapor
Cepat kilat ngurus paspor
Katanya berobat jantung koroner
Semoga cepat modar
Biar cepat dibakar api neraka 
yang berkobar. 

Indonesia, 02 Mei 2024

4. Realita Kita

Sudah tak ku temui bahagia, senyum yang tersedia penuh dahaga, kecerian musnah dari keramaian kota, jalanan dipenuhi besi dan baja, orang kaya mencari bahagia, orang miskin berjuang untuk hidupnya.

Realita begitu panasnya
Media sosial begitu kejamnya
Salah sedikit dikejar penjara
Tuntut sini tuntut sana
Hukum bagai mainan kuasa
Siapa saja yang berkuasa
Boleh bermain dengan jaksa
Jangankan dibawa meja
Diatas meja pung bisa
Itu kata dari realita. 

Indonesia, 02 Mei 2024

Nah, Oleh karena itu, tujuan sindiran kritis sosial bukan sekadar untuk menghibur atau menyindir, melainkan untuk membangkitkan kesadaran sosial dan politik masyarakat. 

Dengan menghadirkan gambar-gambar yang menarik dan lucu, puisi satir mempunyai kemampuan menarik perhatian pembaca dan mendorong mereka untuk melakukan refleksi dan mengambil tindakan terhadap berbagai persoalan yang diangkat.

0 Response to "4 Puisi Kritik Sosial dan Koruptor Karangan Awin Buton"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel