Kumpulan Puisi Harian Kang Thohir Bagian 8


Berbicara tentang kehidupan dan keunikan, setiap kehidupan memiliki alur ceritanya sendiri, setiap orang memiliki pemikiran dan kenangannya sendiri, seperti halnya puisi pastinya memiliki yang disebut dengan warna khas tersendiri yang berasal atau tercipta dari orang yang menulis puisi tersebut. Jadi, dengan begitu, warna puisi menunjukkan warna pengarangnya, atau keunikan sebuah puisi menunjukkan keunikan pengarangnya. 

Seperti yang tertulis di bawah ini. Selamat mencoba, selamat membaca. Semoga bermanfaat.


JUDUL UTAMA: KUMPULAN PUISI HARIAN TENTANG HANIEM KANG THOHIR 2024 Part : 08

1. HANIEM
Karya : Kang Thohir

Haniem, apakah kau mencintaiku?
Serpihan rindu telah bercamuk
Apakah ini yang dinamakan cinta itu?
Yang menggertakan dada membuat aku bertekuk

Adakah rasa pada benakmu yang tersimpan?
Untuk sang pengagum kerinduan
Itu mengapa sebabnya aku tak ingin berjauhan
Karena sulit 'tuk melupakan segala moment kenangan-kenangan itu yang tersimpan, oh dek Haniem.

Brebes, 20 Juli 2024

2. HANIEM YANG KUPUNYA
Karya : Kang Thohir

Bawang merah menjadi saksi kita
Di pelaminan cinta
Memupuk rasa
Dirawat, disirami agar tumbuh bersama

Haniem yang kupunya
Menjerat segala harsa
Aku begitu mendamba
Kutaburkan dengan penuh jiwa

Brebes, 20 Juli 2024

3. HANYA ORANG SEDERHANA
Karya : Kang Thohir

Aku sebenarnya masih bingung apakah dia cinta sama aku atau tidak
Sedangkan dirinya orang kaya
Sedangkan aku orang sederhana
Bagai aku melihat langit dan bumi
Jauh dari pandangan ini

Aku pun sadar diri
Aku ini siapa
Hanya orang yang terlalu berharap tinggi
Sehingga aku lupa aku ini siapa
Hanya bermodalkan cinta
Tak punya harta dan tahta

Inilah yang membuat aku insecure padanya
Bukan berarti aku sombong
Dengan tak ngomong

Aku bukan orang akademis
Itulah yang membuat aku pesimis
Entah mengapa aku bagai pengemis
Hanya untuk dikasihani dan dicintai
Padahal aku juga punya prinsip diri
Jika dia tak mencintaiku aku akan pergi
Untuk mengobati hati ini

Atma pun seakan-akan lunglai
Menjelma kertas rindu terkena air hujan
Belum bisa dicintai, tapi ingin dicintai
Entahlah ...
Aku bingung menyapa harapan
Di sini hanya menanti kerinduan
Pada haluan terbelantara di kenestapaan

Brebes, 18 Juli 2024

4. KAPAN KAU SEMPAT DATANG?
Karya : Kang Thohir

Angin menyapa tubuhku
Yang sedang terlelap
Pada haluan menyantap rindu
Namun hanya bisa berharap

Jarang bertatap
Hingga hati ini resah
Aku pun sulit 'tuk ungkap
Sedangkan ambigu terus singgah

Dek, kapan kau sempat datang?
Aku masih mengharapkanmu 'tuk pulang
Pada kalbu digenggam rindu
Saat sajak cinta terus menggebu 
Aku pun menanti kehadiranmu oh sang dewiku

Brebes, 19 Juli 2024

5. KELUARGANYA SANGAT KAYA RAYA
Karya : Kang Thohir

Keluarganya sangat kaya Raya
Punya sawah seluas tujuh hektar kira-kira
Punya mobil sekitar tiga belasan
Sungguh luar biasa
Sedangkan aku orang biasa
Membuat aku insecure padanya

Aku pun hanya bisa menggelengkan kepala
Apakah aku sanggup bersanding dengannya?
Di balik semua harta bendanya
Aku menatap penuh kekaguman
Hanya bisa mendamba harapan

Entahlah ...

Brebes, 20 Juli 2024


6. TAK USAH KAU HARAPKAN
Karya : Kang Thohir

Adakalanya aku ingin menarik perhatian
Dibilang caperan
Namun aku seperti hujan
Tak usah kau harapkan

Kadangkala aku menatap dengan harapan
Bahwa kepastian akan berbuah kenyataan
Itu mengapa aku harus memperjuangkan

Brebes, 20 Juli 2024

7. CERITA TENTANG KEBAKARAN
Karya : Kang Thohir

Waktu itu sekitar jam delapan malam
Aku baru nyampai di Pesantunan
Kita pun bertiga berbincang-bincang masalah karya
Tak selang beberapa lama kemudian
Pak Eko mendapat kabar dari sebuah panggilan
Bahwa rumah Pak Eko yang di Pebatan mengalami kebakaran
Kita pun langsung bergegas ke tempat kejadian
Ya, meski sang tuan rumah di Pesantunan sudah mau menyuguhi bakso yang sudah datang
Akhirnya kami harus pamit pulang
Dengan berboncengan motor dengan jalan yang terburu-buru karena panik
Sampai ada terjangan pun tak melirik
Aku pun was-was
Saat aku berboncengan
Takut jatuh di jalan
Karena Pak Ekonya terlalu cepat
Dengan melaju yang begitu teramat

Akhirnya kita sampai di lokasi kejadian
Aku pun turun di gerbang utama
Pak Eko segera masuk ke rumahnya
Tuk mengecek isi dalam rumah
Ya, waktu itu rumahnya gelap
Dengan bermodalkan lampu HP
Beliau memeriksa ruangan yang ada
Alhamdulillah, semuanya terselamatkan
Tak ada berkas-berkas yang kebakaran dan juga tak ada korban

Katanya sih ada yang melihatnya tetangga sebelah bahwa terdengar ada percikan api seperti suara mercon
Sedangkan adiknya sedang di kamar mandi hingga tak konangan
Untung saja tak merambat ke atap

Usut punya usut ternyata disebabkan oleh charger HP yang masih tercolokan
Dan konseleting pada bagian kabel rollnya yang mengakibatkan terjadinya sebuah kebakaran

Alhamdulillah, semuanya sudah teratasi dengan selamat
Kami pun tenang
Sambil duduk dan berbincang-bincang
Setelah duduk dengan tenang
Kami pun segera pulang
Kembali ke tempat tadi di Pesantunan
Alhamdulillah
Lega sudah
Hem, sungguh menegangkan
Membuat hati ini tak karuan
Semoga menjadi hikmah dan pelajaran
Atas sebuah kejadian

Brebes, 18 Juli 2024


Bionarasi Penulis :

Muhammad Thohir/Tahir (Mas Tair) yang dikenal dengan nama pena Kang Thohir, kelahiran Brebes, Jawa Tengah. Dari dusun/desa Kupu, kecamatan Wanasari. Dari anak seorang petani dan tinggal dari kehidupan sehari-hari bertani, berkebun, menanam bawang merah, padi, kacang, pare, cabai dan sayur-sayuran di ladang sawahnya.

Kini, aku sedang menggeluti dunia tulis menulis atau literasi, khususnya sastra Indonesia. Suka menulis sejak duduk di bangku kelas empat SD dan sampai masuk ke Pondok Pesantren. Aku masih tetap aktif menulis dan semakin semangat 'tuk menulis baik puisi maupun cerpen dan lain sebagainya yang aku tulis. Selain menulis aku juga suka membaca buku agar bisa bermanfaat untuk menambah wawasan (pengetahuan).

0 Response to "Kumpulan Puisi Harian Kang Thohir Bagian 8"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel