Puisi Perspektif Cinta Misteri


Mereka yang selalu menemukan inspirasi tentunya melewati berbagai bentuk situasi, dari situasi-situasi itulah yang membentuk suasana yang hadirkan inspirasi lalu menjadi karya. Maka dari itu, kita tidak begitu saja melepaskan atau menyalahkan situasi-situasi yang tidak menguntungkan karena bisa saja dari situasi-situasi yang tidak bagus bagi kita itulah yang menghadirkan inspirasi. 


Seperti itu mungkin yang dihadapi oleh seorang penulis, dimana selalu diperhadapkan dengan situasi-situasi yang demikian, maka akan luar biasa bila telah melewatinya dengan menghasilkan karya. 


PERSPEKTIF CINTA MISTERI

Karya : Kang Thohir


Insan yang karim

Percikan bunga mawar merah

Oleh angin semerbak hangat yang haniem

Saat arunika berikan senyuman

Lepas penat pun sirna


Lentera kalbu menerangi suasana

Pada gelap gulita

Lenyap tak tersisa

Di sini aku tahu arti kesadarannya


Realita kehidupan

Lunglai saat mendamba angan

Hiruk pikuk dunia di atas khayalan

Rumit dibayangkan


Ada lembaran daun jatuh

Memori ruang cinta telah runtuh

Kini hanya sebuah keajaiban kuunduh

Meski sangat-sangat angel menempuh


Renjana membawa arti kenangan

Awal bertemu berubah perpisahan

Adakalanya mencabik-cabik atma

Hingga rasa itu berubah menjadi tetesan luka


Sempitnya cara menangani cinta

Ruang lingkup sunyi dikala menyala

Hakikat tebar pesona kicauan kata

Siapakah kiranya bait-bait rindu menjadi primadona?


Sang dewi pun seakan menjadi indentik

Semua mata akan melirik

Cara memantapkannya pun cantik

Namun dikekang oleh pelik, mencekik


Dipahami atau tidak semua akan hardik

Di mana kebaikan atau keburukan akan berbalik

Lihatlah ketika sang payoda hilang makna

Di situlah asa terasa begitu sengsara


Tatapan penuh kebencian ciut nyali

Laksana aku melihat hantu dikala sunyi

Sekitar jam 12 malam ditambah angin sepoi-sepoi

Aku beranjak untuk lari dengan asoi


Netrakan bijakan mata hati

Bahwa insting menjadi ilusi

Seperti layaknya sebuah puisi

Bisa dikatakan ungkapan hati atau imajinasi


Kadang aku merasa pusing

Mengamati kondisi

Dalam perspektif over thinking

Dalam lamunan dikala diyakini


Namun seperti buah durian

Berduri menancap di dada

Hingga menjelma sang dewi durga

Dilema di antara gelisah dan luka


Paparan radiasi sinar

Adakalanya berkarat dan kuat

Laksana cinta dibiarkan begitu saja

Tanpa terikat


Harsa Tanaya lembab diamuk masa

Lepas semua harapan

Dimakan usia senja

Hitam metalik hanya menunggu penantian


Asmarani telah usai

Hanya cinta yang terberai

Berkecamuk titian semboyan pantai

Tenggelam dan digerus oleh badai


Ada banyak cerita belum selesai

Lepas kendali dirujak air mata

Hinggap di daunan kering dan lilin yang menghanguskan semai

Simbolan rumput rumah menjadi penerca


Swasmita lupa pada arunika

Sedangkan baskara mengingat payoda

Enoia saka uletan merah menjadi jingga

Diserap arti rutan hinggap hirap asna


Apa mungkin hanya sebagai intuisi

Sedangkan pikiran ini masih kelabu

Bisikan tersebut masih menghampiri

Jejak kaki itu terdengar semakin semu


Detak jantung semakin kencang

Rasa takut terus membesar

Dijangkau oleh rasa penasaran dan tegang

Asa melampirkan ambisi datar


Ah, bukan itu yang aku mau

Mungkin dia lewat di pelintasan waktu

Atau hanya sekedar pemberitahuan

Legah sudah bila itu tak menjadi kejahatan


Terus menyelusuri manusia misteri

Di balik sudut pandang dan kondisi

Biarlah aku mengalah demi kebaikan

Tak lagi dianggap sebagai pelindungan


Status lucu dan aneh dicap kegalauan 

Itu mengapa menjadi pertimbangan

Seperti aku menulis kisah hidupku

Ada saja dianggap lebay dan semu


Rejasari meluapkan intan di samudra

Pongah menelisik aruna digempur

Diisi dengan berbagai air maknawi pinta

Atma terasa dingin dan diguyur


Usia maksimal karena sudah menjadi dewasa

Adakalanya seperti bocil

Inginnya dimanja dan dibela

Namun ketika diberi nasihat oh begitu labil


Dengan demikian aku simpulkan

Di balik kisah pasti ada hikmah

Aku diberi sakit agar bisa tabah

Diberi ujian dan cobaan agar aku bisa berbenah


Menulis sajak sudah kebiasaan

Entah dibaca atau tidak khalayak

Itu terserah tujuan utama adalah hiburan dan kemanfaatan

Aku ingin memberi keikhlasan tapi tak ingin dimanfaatkan


Lintang suminar genggaman tangan kecil

Masih ada secercah cahaya

Lebih indah dilihat dengan hati kecil

Seperti kilauan berlian batu permata


Aksa lingkup suasana

Jangan dianggap semena-mena

Jangan memaksakan untuk dicinta

Perhatikan saja aku ini siapa?


Royalitas untuk disegani

Suatu saat akan dibenci

Tetap diam dan berdiri

Jangan pernah menghindari


Dendam kesumat membumbung tinggi

Sulit untuk ditanggapi

Angkara murka hitamkan hati

Dihantui oleh kekerdilan dan kekerasan sanubari


Ada banyak sekali hal ini

Lawan bar-bar lesum uap nafsu

Sukar ditakluk namun masih diperbaiki

Keterampilan kata masih digugu


Mungkin ada di antara mereka bisa?

Ungkapan bahwa aku lembut ketika dihina

Adakah manusia berada dalam relawan memungut rasa itu, dicacimaki dan dihina-hina?


Stasiun kata masih misteri

Siapakah dalang permainan ini?

Atau hanya sekedar gabut semata?

Di ujung peristiwa sandiwara?


Lunglai jiwa dan pikiran

Siapakah mereka?

Dengan setega itu memfitnah keadaan

Untuk memalingkan semua kesalahan


Siapakah mereka?

Mungkin ada yang tak suka

Atau hanya sebatas kedengkian semata

Tuk menjatuhkannya

Hem, siapkah mereka?


Bersambung ...


Brebes, 19 Agustus 2024


Bionarasi Penulis :


Muhammad Thohir/Tahir (Mas Tair) yang dikenal dengan nama pena Kang Thohir, kelahiran Brebes, Jawa Tengah. Dari dusun/desa Kupu, kecamatan Wanasari. Dari anak seorang petani dan tinggal dari kehidupan sehari-hari bertani, berkebun, menanam bawang merah, padi, kacang, pare, cabai dan sayur-sayuran di ladang sawahnya.


Kini, aku sedang menggeluti dunia tulis menulis atau literasi, khususnya sastra Indonesia. Suka menulis sejak duduk di bangku kelas empat SD dan sampai masuk ke Pondok Pesantren. Aku masih tetap aktif menulis dan semakin semangat 'tuk menulis baik puisi maupun cerpen dan lain sebagainya yang aku tulis. Selain menulis aku juga suka membaca buku agar bisa bermanfaat untuk menambah wawasan (pengetahuan).



0 Response to "Puisi Perspektif Cinta Misteri"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel