Ringkasan Filsafat Empedokles
Empedokles lahir di Acragas di pesisir selatan Sisilia. Nama Acragas berasal dari bahasa Yunani, sedangkan nama Latin untuk kota itu adalah Agrigentum. Kemudian kota itu disebut Girgenti dan baru-baru ini dikenal dengan nama Agrigento. Itu adalah salah satu kota terindah di dunia kuno hingga dihancurkan oleh bangsa Kartago pada tahun 406 SM. Pada masa Empedokles, kota itu kaya akan budaya Yunani terbaik. Beberapa pengikut Pythagoras datang ke sana setelah diserang di pusat mereka di Kroton.
Empedokles lahir dalam keluarga bangsawan yang kaya. Ia bepergian ke seluruh dunia Yunani untuk berpartisipasi penuh dalam hasrat yang kuat untuk belajar dan memahami yang mencengkeram bagian dunia itu.
Filosofi Empedokles sendiri mencakup berbagai gagasan tentang alam semesta, kehidupan, dan hubungan antara pikiran dan tubuh yang dapat diringkas sebagai berikut:
1. Tentang Empat Elemen
Empedokles percaya bahwa semua materi di alam semesta tersusun dari empat elemen yaitu api, udara, air, dan tanah. Ia berpendapat bahwa keempat unsur tersebut memiliki kuantitas yang sama dan tidak berubah.
Dimana keempat unsur tersebut dapat ditemukan di seluruh alam semesta dan memiliki sifat yang berlawanan. Api dikaitkan dengan panas dan udara dengan dingin, sedangkan tanah dikaitkan dengan kekeringan dan air dikaitkan dengan basah.
Salah satu kemajuan yang dicapai melalui pemikiran Empedokles adalah ketika ia menemukan bahwa udara merupakan unsur yang terpisah. Para filsuf sebelumnya, seperti Anaximenes, masih mencampur udara dengan kabut.
2. Tentang Cinta dan Benci
Menurut Empedokles, ada dua prinsip yang mengatur perubahan di alam semesta, dan kedua prinsip tersebut saling berlawanan. Kedua prinsip tersebut adalah cinta (philotes) dan benci (neikos).
Dimana cinta berfungsi untuk menggabungkan unsur-unsur sedangkan benci berfungsi untuk memisahkannya. Keduanya digambarkan sebagai cairan halus yang meresap ke semua objek lainnya.
Berdasarkan kedua prinsip tersebut, Empedokles mengklasifikasikan kejadian-kejadian di alam semesta ke dalam empat zaman. Zaman-zaman tersebut terus berputar; zaman pertama beralih ke zaman keempat lalu kembali lagi ke zaman pertama, begitu seterusnya.
3. Tentang Pengenalan
Empedokles meyakini bahwa "yang sama akan mengetahui yang sama". Misalnya, unsur tanah dalam diri kita mengenal tanah, dan unsur air dalam diri kita mengenal air.
Di mana atas dasar tersebut, Empedokles berpendapat bahwa darah merupakan hal utama dalam tubuh manusia, karena darah dianggap sebagai campuran paling sempurna dari keempat unsur tersebut, terutama darah paling murni yang mengelilingi jantung. Pemikiran Empedokles kemudian memengaruhi bidang biologi dan kedokteran.
4. Hubungan antara pikiran dan tubuh
Empedokles meyakini bahwa ada hubungan yang erat antara apa yang kita pikirkan dan apa yang kita pahami. Ia juga meyakini bahwa pikiran kita dipengaruhi oleh konstitusi fisik kita sendiri.
5. Alam semesta organik
Empedokles meyakini bahwa alam semesta organik muncul dari agregasi spontan bagian-bagian.
Pertama, Empedokles berpendapat bahwa alam semesta mengalami siklus penciptaan dan penghancuran yang berkelanjutan.
Kedua, Empedokles berasumsi bahwa unsur-unsur akan kembali ke harmoni bola bumi sebagai persiapan untuk periode alam semesta berikutnya.
Ketiga, Empedokles meyakini bahwa langit berbentuk bulat dan seperti kristal serta berputar mengelilingi bumi.
Keempat, Empedokles meyakini bahwa bintang-bintang berbentuk bercak-bercak api yang menempel pada bola langit.
Kelima, Empedokles meyakini bahwa cahaya bergerak dengan kecepatan terbatas. Empedocles meyakini bahwa Bumi itu bulat.
6. Gagasan Tentang cahaya
Empedokles berpendapat bahwa cahaya membutuhkan waktu untuk bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Oleh karena itu, harus ada interval waktu yang sesuai di mana cahaya dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain. Akan tetapi, Empedokles percaya bahwa cahaya bergerak dengan kecepatan terbatas, tentu saja tidak melalui bukti eksperimental, tetapi hanya melalui penalaran. Hebatnya, gagasan Empedokles terbukti benar.
Selain keyakinannya pada kecepatan cahaya yang terbatas, ia juga mengembangkan teori evolusi kasar yang didasarkan pada survival of the fittest (kelangsungan hidup yang terkuat).
7. Transmigrasi Jiwa
Api Penyucian berbicara tentang transmigrasi jiwa dan bagaimana seseorang dapat lolos dari transmigrasi ini dengan memurnikan diri sendiri. Di dalamnya, Empedokles menampilkan dirinya sebagai daimon (sejenis dewa) yang telah jatuh karena dosa dan dikutuk untuk menjalani serangkaian transmigrasi jiwa selama tiga ribu musim. Jiwa berpindah dari tumbuhan, ke ikan, ke burung, dan kemudian ke manusia.
Jika jiwa telah dimurnikan, antara lain dengan tidak memakan daging hewan, maka ia dapat memperoleh kembali status daimon. Pandangan tentang perpindahan jiwa tampaknya dipinjam dari aliran Pythagoras. Secara lugas, Empedocles meyakini bahwa individu yang melakukan dosa harus berkelana melalui berbagai bentuk fana selama 30.000 musim.
Kesimpulan Singkatnya, Empedokles adalah filsuf Yunani terkenal yang dikenal karena teorinya bahwa semua materi terdiri dari empat unsur: api, udara, air, dan tanah. Ia dianggap oleh sebagian orang sebagai pencetus retorika dan pelopor pengobatan di Italia.
Empedokles, seorang murid Pythagoras, meyakini perpindahan jiwa dan, sebagai hasilnya, mengadopsi gaya hidup vegetarian. Ia menegaskan bahwa dirinya adalah seorang daimôn, makhluk yang bersifat ilahi atau memiliki potensi untuk menjadi ilahi, yang telah diasingkan dari para dewa abadi selama 'tiga tahun yang tak terhitung banyaknya' karena dosa memakan daging dan terpaksa mengalami serangkaian reinkarnasi.
Setelah menempuh jalan pemurnian melalui berbagai tatanan alam dan unsur-unsur kosmos, ia kini telah mencapai kondisi manusia tertinggi dan akan terlahir kembali sebagai entitas abadi. Ia juga menegaskan bahwa ia memiliki kemampuan yang tampaknya ajaib, seperti kekuatan untuk menghidupkan kembali orang mati dan mengendalikan angin dan hujan.
Semoga bermanfaat
0 Response to "Ringkasan Filsafat Empedokles"
Post a Comment