Kumpulan Puisi Harian Kang Thohir bagian 19
Pada dasarnya, keindahan merupakan makna yang tersirat di balik sebuah puisi yang ditulis oleh seorang penyair. Apapun jenis puisinya, itulah yang menjadikan keindahan kata-kata dalam ungkapan-ungkapan puitis dari lingkungan sastra yang disebut seni. Karena seni itu indah, bermakna, bermanfaat, mendidik, dan mendidik.
Itulah yang dilakukan oleh setiap pengarang atau penulis, dan itu pula yang menjadi motivasi utama kami dalam menerbitkan karya-karyanya di sini. Tidak lebih dari itu.
Berikut ini adalah sebuah karya indah dari hasil karya pengarang sebagai berikut:
1. TAK PERNAH PASTI
Karya : Kang Thohir
Telah aku menduga bahwa aku masih
Sembuh dari luka yang lama
Apakah aku bisa melangkah dengan lebih
Lepas semua dahaga yang tertatih
Biarkan aku memutuskan untuk pergi
Atau sekedar menanti tak pernah pasti
Brebes, 28 Agustus 2024
2. HANYA BERLAPANG DADA
Karya : Kang Thohir
Ya, meski aku dibilang lebay
Tapi aku harus terima
Menatap rerelungan menepi bye
Saat melewati keramaian di antara manusia
Aku hanya berlapang dada
Menyambut dengan penuh hikmat
Apakah aku harus menelan pahit
Untuk mereka yang berkata
Brebes, 29 Agustus 2024
3. MEMBELA MATI-MATIAN
Karya : Kang Thohir
Entah berapa lama ia akan menyembunyikan
Pada akhirnya ia ketahuan juga
Meski ia membela mati-matian
Demi menutupi dan membela anaknya
Akan ada masa aku akan pergi
Atau pun mengalah
Entahlah
Aku hanya bisa berasumsi
Brebes, 29 Agustus 2024
4. SERINGKALI DIREMEHKAN
Karya : Kang Thohir
Seringkali diremehkan itu hal biasa
Sudah kenyang kurasakan
Pada intinya aku hanya dianggap orang biasa dan lugu
Apalagi ada yang sensi kepadaku
Menatap penuh kebencian
Menatap penuh keraguan
Menatap penuh kewaspadaan
Menatap penuh kecurigaan
Entahlah, aku sebagai tontonan komedian
Hanya bisa berharap akan lucu
Meski aku terkesan wagu
Itulah seringkali aku dianggap seperti itu
Brebes, 29 Agustus 2024
5. MENDENGAR DIA DENGAN LIRIH
Karya : Kang Thohir
Aku mendengar dia dengan lirih
Bahwa sebenarnya dia sungkan
Namun karena mempunyai harta lebih
Dia mau dan karena paksaan
Entah, itu sebuah perasaanku atau aku salah mendengarkannya
Aku pun baru sadar, benar kata orang-orang
Menikah denganku karena harta
Bukan karena cinta semata
Namun aku harus terima
Dan ikhlas dengan lapang dada
Sakit hati menjadikan luka nestapa
Hingga aku begitu mendera
Meronta-ronta ingin berontak tapi tak bisa
Aku ingin lepas darinya
Namun masih saja ada penghalangnya
Entahlah, aku harus bagaimana?
Dan maunya apa dia selanjutnya?
Brebes, 29 Agustus 2024
Bionarasi Penulis :
Muhammad Thohir/Tahir (Mas Tair) yang dikenal dengan nama pena Kang Thohir, kelahiran Brebes, Jawa Tengah. Dari dusun/desa Kupu, kecamatan Wanasari. Dari anak seorang petani dan tinggal dari kehidupan sehari-hari bertani, berkebun, menanam bawang merah, padi, kacang, pare, cabai dan sayur-sayuran di ladang sawahnya.
Kini, aku sedang menggeluti dunia tulis menulis atau literasi, khususnya sastra Indonesia. Suka menulis sejak duduk di bangku kelas empat SD dan sampai masuk ke Pondok Pesantren. Aku masih tetap aktif menulis dan semakin semangat 'tuk menulis baik puisi maupun cerpen dan lain sebagainya yang aku tulis. Selain menulis aku juga suka membaca buku agar bisa bermanfaat untuk menambah wawasan (pengetahuan).
0 Response to "Kumpulan Puisi Harian Kang Thohir bagian 19"
Post a Comment